Perbedaan Kpr Syariah vs Kpr Bank Syariah vs Kpr Konvensional
Rumah syariah, rumah syariah adalah, rumah syariah afara, rumah syariah
arcamanik, rumah angsuran syariah, rumah syariah de alexandria, asuransi
rumah syariah, rumah syariah bandung barat, rumah syariah balikpapan,
rumah syariah bekasi utara,
Apakah sudah tahu mengenai sistem
syariah pembelian rumah seharusnya?
Mari kita lihat dengan kacamata
faktual
Oleh: Ustadz Farhan Alwayni
Bismillahirrahmanirrahiim…
Assalamualaykum Warohmatullahi
Wabarakatuh
Alhamdulillah dalam kesempatan ini
saya Bapak Teguh Sariyanto dan tim Amirah City akan memberikan analisis yang telah dilakukan mengenai perbedaan
setiap sistem di Indonesia dalam bidang properti.
Apakah pernah melakukan analisis
secara mendalam mengenai sistem properti di Indonesia?
PIHAK YANG TRANSAKSI
A. KPR
Syariah : Dua pihak yaitu antara pembeli dan developer
B. Bank
Syariah : Tiga pihak yaitu antara pembeli, developer dan bank
C. Bank
Konvensional : Tiga pihak yaitu antara pembeli, developer dan
bank
Maka harus kita cermati apakah KPR
bank baik syariah atau konvensional terjadi transaksi jual beli atau hanya
pendanaan dari bank. Jika memang jual beli maka halal dan jika hanya pendanaan
bank maka haram.
BARANG JAMINAN
A. KPR Syariah : Rumah yang
di perjualbelikan/kredit tidak dijadikan jaminan
B. Bank Syariah : Rumah
yang diperjualbelikan/kredit dijadikan jaminan
C. Bank
Konvensional : Rumah yang diperjualbelikan/kredit dijadikan jaminan
Ada ikhtilaf ulama mengenai apakah
barang yang diperjualbelikan boleh dijadikan jaminan atau dilarang. Dalam hal
ini, KPR Syariah mengambil pendapat bahwa rumah yang sedang
diperjualbelikan/kredit dilarang dijadikan jaminan.
SISTEM DENDA
A. KPR Syariah : Tidak ada
denda
B. Bank Syariah : Ada denda
C. Bank Konvensional : Ada
denda
Dalam KPR Syariah tidak boleh ada
denda jika ada keterlambatan cicilan karena itu termasuk riba. Dalam jual beli
kredit maka sejatinya adalah hutang piutang. Jadi jika harga sudah di akadkan
maka tidak boleh ada kelebihan sedikitpun baik dinamakan denda, administrasi
atau bahkan infaq sekalipun. Karena ini termasuk mengambil manfaat dari hutang
piutang yaitu riba.
SISTEM SITA
KPR Syariah : Tidak ada
sita
Bank Syariah : Tidak ada
sita
Bank Konvensional : Ada
sita
Dalam KPR Syariah tidak boleh
melakukan sita jika pembeli tidak sanggup mencicil lagi. Karena rumah tersebut
sudah sepenuhnya milik pembeli walaupun masih kredit. Solusinya adalah pembeli
ditawarkan untuk menjual rumahnya baik lewat pembeli atau dengan bantuan
developer.
Jika misal sisa hutang masih 100 juta
kemudian rumah terjual 300 juta. Maka pembeli membayar sisa hutang yang 100
juta dan nilai 200 juta adalah hak pembeli.
SISTEM PENALTI
KPR Syariah : Tidak ada
penalty
Bank Syariah : Tidak ada
penalty
Bank Konvensional : Ada
penalty
Jika pembeli mempercepat pelunasan
misal dari tenor waktu 10 tahun kemudian di tahun 8 sudah lunas maka tidak ada
penalty dalam KPR Syariah karena itu adalah riba. Bahkan ada sistem diskon yang
nilainya dikeluarkan saat pelunasan terjadi.
SISTEM ASURANSI
KPR Syariah : Tidak ada
asuransi
Bank Syariah : Ada asuransi
Bank Konvensional : Ada
asuransi
Dalam KPR Syariah tidak memakai
asuransi apapun karena asuransi adalah haram yang didalamnya ada riba, ghoror,
maysir dan lain-lain.
SISTEM BI CHECKING ATAU BANKABLE
KPR Syariah : Tidak ada BI
Checking/Bankable
Bank Syariah : Ada BI
Checking/Bankable
Bank Konvensional : Ada BI
Checking/Bankable
Dalam KPR Syariah tidak ada BI
Checking/Bankable sehingga sangat memberikan kemudahan bagi calon pembeli yang
kesulitan jika melalui sistem BI Checking/Bankable.
Contoh Gambaran Pembelian Tanpa Bi
Checking
1. Karyawan Kontrak
Syarat lolos BI Checking/Bankable
secara umum adalah karyawan tetap. Jadi bagi karyawan kontrak akan kesulitan
jika ingin membeli rumah lewat bank
2. Pengusaha/pedagang Kecil
Syarat lainnya yang bisa meloloskan
calon buyer dari BI Checking/Bankable adalah pengusaha yang memiliki izin usaha
dan laporan keuangan. Jadi bagi pedagang kecil seperti tukang bakso, somay,
gorengan dan lainnya akan sulit jika ingin membeli rumah lewat bank.
3. Usia Lanjut
Calon pembeli yang sudah usia lanjut
diatas 50 tahun maka tidak akan bisa membeli rumah lewat bank karena ada
batasan usia produktif jika membeli lewat bank.
Inilah penjelasan tentang perbedaan
KPR Syariah dengan KPR Bank baik Bank Syariah ataupun Konvensional.
KPR Syariah in syaa Allah dalam
transaksinya terhindar dari sistem ribawi dan juga banyak kemudahan yang
diberikan bagi para calon pembeli.
Semoga Allah ‘Azza wa Jalla
memberikan kemudahan kita semua untuk membeli rumah dengan sistem syariah tanpa
riba.
Jual Property Syariah | Rumah Syariah | Kavling Syariah
Teguh Sariyanto
WA 081315181954
Telegram 081315181954
Powered by 123FormBuilder | Report abuse
0 komentar